Jumat, 11 September 2009

Sepotong kenangan di Teknik Mesin..


Di Teluk Penyu..
Menyeberang menuju Pelabuhan Gilimanuk, dari Ketapang-Jawa Timur...
Bersama Lastri, salah satu teman terbaik..kita selalu bersama saat kuliah, aktif di kampus, "ngelingker" dan kerja.. ^^
Menumpang boatship dari Tanjung Benoa menuju Pulau Penyu, 20menitan dari Tanjung Benoa, boatship ini harus minimal 10 orang dulu baru berangkat @50ribu/orang (thn 2009) ada habitat Penyu dan Satwa langka disana..di bawah boatship ini ada glassview nya, jadi pada liat ke bawah utk menengok ikan-ikan berseliweran di bawah air, di pancing remah roti, mereka akan berkumpul..subhanallah indahnya.. :)
di depan kepala burungnya Dewa Wishnu...
Tangga menuju GWK...Poto dulu ahh.. #cekrek#

Menjelang senja di Tanah Lot...
Satu sisi bebatuan Borobudur...
Di Pusat Souvenir, Galuh, yang lain mencari kain dan aksesoris utk oleh-oleh, aku poto poto di belakang toko, karena mayority masyarakat Bali beragama Hindu, jadi kebanyakan rumah-rumah di Bali ada Pura kecil di belakang ato depan rumah, lingkungan rumah disana hampir semua selalu asri, banyak pepohonan dan pohon Kamboja biasanya selalu ada.  Bau bakar-bakaran hio tercium tajam di areal Pura, dan entah mengapa alunan musik khas Bali selalu terdengar (siapa yg nyetel ya..), Indonesia is a rich of cultures, I proud be Indonesian  ^^
"Dilarang Memotret di areal ini" tulisan hijau yang menempel di Candi besar tidak berhasil melarang kami berfoto bersama.  Spanduk kuning ber-tagline "Family Gathering Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Mesin 15-21 Februari 2009" pun dikibarkan (tak lama speaker peringatan dari pos penjagaan Candi Borobudur terdengar "Tolong yang di atas dilarang mengambil gambar..sekali lagi kami peringatkan dilarang mengambil gambar") dan kami pun bubar..hhehe.. really nice moment.. ^^
Sudut Cantik Uluwatu...Langit biru, Kamboja Putih menjadi perindang suasana...kata guide nya ini 600 mdpl (ketinggian 600 meter diatas permukaan laut)...
Sebelum spanduk kuning dikibarkan, kami masih aman berfoto...
Sudut sunyi Borobudur, bukit yang ikut terfoto itu katanya Bukit Menoreh...
Menjelang sunset di Tanah Lot bagian timur...
Ibu Ariek, Ibu dewi, Bapak Jauhari Ali, saya dan Lastri... ayoo senyuumm :)
Full team peserta Gathering Teknik Mesin, Politeknik Negeri Jakarta, Februari 2009...
Masih Full Team....
Sungguh, semua ini menambah memory kenangan baik untuk saya, sudah saya partisi dalam ingatan saya, semoga  tidak terhapus walau satu saat terjadi recovery atau crash di hardisk ingatan saya...really miss this moment.. really ^_^/
Sekarang saya bermil-mil jauhnya dari mereka, menyeberangi lautan..semoga bisa selalu terjalin silarurrahim..aamiin

Saya dan Perjalanan ini.....




Saya....
Saya lahir dan besar di Tangerang. Saya terlahir premateur usia delapan bulan.  Masa SD sampai SMU di Tangerang, kota yang masuk Provinsi Jawa Barat dahulu (kini Provinsi Banten).  Masa kuliah saya habiskan di Depok, sebuah Politeknik Negeri jurusan Administrasi Niaga, tempat belajar, berorganisasi, berteman dan bermandiri.   Beberapa bulan selepas lulus tiga tahun lalu, saya bekerja di sebuah perusahaan jasa contact center, setahun kemudian melanjutkan studi di ekstensi FISIP sebuah kampus negeri di Depok, yang membuat saya 'terpaksa' harus resign dari kantor tempat kerja saya karena jadwal kerja shifting bentrok dengan jadwal kuliah malam di kampus. Alhamdulillah dua bulan setelah resign saya mendapat pekerjaan baru di almamater kampus pertama saya, saya menjadi pegawai dan mahasiswa dalam satu waktu.  Sungguh tidak bisa dibilang ringan menjalaninya, ketika kita dipaksa untuk membagi waktu, pikiran dan tenaga.  Tapi dengan niat awal dan motivasi kuat yang selalu terafirmasi, siapapun pasti bisa menjalaninya.  Biaya sekolah ekstensi hasil perjuangan sendiri ini, saya kumpulkan dari mengajar privat dan gaji bekerja sebagai call center agent. Bersusah dahulu, hasilnya nanti pasti manis..dan akhirnya memang manis :) ahh, jadi inget pas bayaran masuk ekstensi, saya menyetor uang di teller BNI 46 KCU UI, uang saya terdiri dari nominal Rupiah dari yg paling besar sampai yang kecil, lengkap...dan di karetin..hahhahaha...lembaran seratusan ribu rupiah, lima puluh ribuan, duapuluh ribuan, sepuluh ribuan, dan yg paling membuat repot teller di hadapanku, berlembar-lembar uang nominal seribuan Rupiah semua...gubrakkk...pandangan miris sang teller akan beratnya tugas menghitung uang setoran saya jelas saya tangkap..he2, "maafkan saya mbak, uang simpenan bertahun-tahun itu, sama tukeran uang ribuan dari warung di rumah... yakin sekali jumlahnya pas. Deg-degan saya menunggu sang teller sampai selesai menghitung uang bayaran saya, "mbak, uangnya kurang...!" deg, aku terperanjat sendiri, menelan ludah, di dompetku sekarang cuma cukup buat ongkos balik, "enggak koq mba..uangnya pas, udah saya hitung berulang-ulang, jumlahnya pas.." saya mengklarifikasi, dan setelah 'lebih keras' di hitung sang teller, ternyata pas, lha memang pas koq mba...sudah dihitung hampir setiap hari, saking inginnya kuliah lagi saya, perjuangan banget itu mba mengumpulkan segepok gitu...batin saya..hahahahhaha...sebuah memori akan ekstensi yang dipaksakan, padahal memang benar-benar tak akan bisa jika tidak dipaksakan.  Memaksa diri untuk satu langkah lebih baik, walaupun terseok menujunya.. saya senang..saya merasa..esok hasilnya akan indah, saya hanya membayangkan yang indah-indah tak perduli sejatinya saya berjalan beriringan dengan kesusahan dan kesulitan..ekonomi.. Alhamdulillah dengan sedikit yang saya peroleh di tiap bulannya, keberkahan besar membuat saya bisa menutupi dari yang sedikit dan selalu cukup... Alhamdulillah yaa Robbi
Perjalanan saya bekerja sebagai staf admin teknik mesin di almamater saya berjalan lancar, walau kadang ada sedikit aral dan hambatan, saya anggap proses belajar dalam hidup. Kuliah sepulang kerja harus saya jalani, pukul 9 malam WIB baru selesai dan sampai di kost menjelang 10 malam atau bahkan lebih, tergantung kereta yg jadi transportasi saya. Begitu terus dari Senin s.d Jum'at, dan Sabtu harus kuliah pagi dari 08.30 s.d 14.00. Sabtu sore saya pulang ke rumah di Tangerang, sampai minggu dan senin pagi kembali lagi ke Depok. Kegiatan yang seru, menantang, dan kaya mimpi, mimpi untuk menggapai cita2 yg saya inginkan, walau ini bukan seratus persen jurusan yang saya impikan dalam bersekolah, tapi setidaknya saya meyakini ini akan menjadi jembatan untuk kehidupan saya dan keluarga yg lebih baik.  Dari segi maisyah nanti.  Di tempat kerja saya sekarang, saya belajar banyak, terutama tentang attitude, nilai2 kepantasan dan tidak pantas, belajar menerima dengan ikhlas, nilai membesarkan hati sendiri dan bergaul dengan rekan-rekan sekerja yang kebanyakan sudah senior dan banyak makan asam garam. Boleh jadi saya paling muda di sana, saya merasa asam manisnya bekerja baru berasa sekali disini dibanding tempat kerja dulu yang notabene kebanyakan seumuran, memang sudah beda atmosfirnya kan.. ",)
Sampai satu saat, pada akhir April 2009 saya mengakhiri hal-hal rutin yang saya lakukan di Depok, kuliah ekstensi saya, pekerjaan saya karena saya diterima dlm perekrutan CPNS sebuah badan independen pemerintah yang membuat saya 'kehilangan' separuh jiwa saya, di Depok, kota satelit, kota tempat saya merintis kemandirian, kota tempat saya pertamakali mengenal tarbiyah, belajar bekerja (ngajar privat...), berorganisasi, berdagang (NaSa banget.. ), bermasyarakat, mengenal teman-teman baru, dan memaknai hidup dengan lebih baik.  Saya di tempa selama disini, dalam usia pencarian jati diri saya, dalam tujuan hidup yang sesungguhnya dari kita tiap diri yang mukalaf, untuk beribadah, untuk bermuamalah, untuk berikhtyar, memanjangkan do'a, dan menjadikan ridho Allah sebagai tujuan semua itu.
Awal Mei 2009 saya sudah harus mengikuti diklat prajabatan dan diklat keauditoran di Yogyakarta, tiga bulan....Kuliah saya? sesuatu yang dulu sangat saya inginkan...huftt..Insya Allah jika Allah meridhoi, akan saya lanjutkan tahun depan....Hidup memang membuat kita memilih, satu yang akan kita jalani diantara banyaknya pilihan yg ada. Akhir Juli, keputusan penempatan membuat saya harus menerima kenyataan, akan hidup bertahun-tahun di Pulau Sumatera, Bandar Lampung.  Dalam kerdil hati saya, sedih juga saya harus berpisah jauh dari keluarga tercinta, dalam kelemahan diri ahh..saya begitu dhoif.  Saya harus tetap melangkah.  Dan perjuangan itu baru dimulai, saat ini dan nanti... ganbatte ne...!! jangan pernah merasa akan menyerah, dan terbetik akan menyerah..lakukan saja, karena Allah akan menilai ikhtyar dan kesungguhan kita, dan memberikan "point" terbaik untuk kita. . . .sungguh, hanya sikap selalu bersyukur atas apapun pemberian Allah dan ikhlas atas segala taqdir Allah kepada kita, yang harus selalu kita ambil dalam hidup, karena takkan pernah keliru Allah memberi dan menetapkan apapun itu pada kita....aamiin

Saya cinta Tangerang, Saya cinta Depok, Saya (akan) cinta Lampung. . . . :)
a liFe is a journey to do best to achieve our final aim. .  .  semoga Allah ridho atas semua yang  telah kita lakukan....insha Allah. . .